Ada perang yang berlangsung di kantong Anda, namun kebanyakan orang bahkan tidak menyadarinya.

Dua aplikasi finansial terbesar di Amerika sedang bereksperimen dengan pendekatan yang sangat kontras terhadap jutaan pengguna.

Robinhood dan Coinbase menawarkan dua pandangan yang sangat berbeda mengenai kebutuhan pengguna aplikasi keuangan. Robinhood menempati peringkat #14 kategori Finance di App Store, Coinbase #20. Kedua perusahaan ini sama-sama bernilai sekitar $80 miliar.

Keduanya memburu investor muda. Masing-masing yakin, pesaingnya salah strategi. Keduanya memburu investor muda dan yakin satu sama lain keliru.

Satu pihak percaya bahwa masyarakat menginginkan layanan finansial semudah aplikasi lain di ponsel: sederhana, intuitif, dan seamless. Coinbase membangun infrastruktur transisi dari finansial tradisional menuju sistem berbasis blockchain.

Kedua eksperimen ini berjalan. Dengan hasil yang beragam.

Masa Depan Web3 Tidak Akan Mirip Web3

Seed phrase, switching chain, dan kebingungan wallet bukanlah fitur—melainkan hambatan adopsi.

NEAR Foundation membangun infrastruktur untuk mengatasi semua itu.

Mereka mendukung tools dan protokol yang membuat Web3 bisa diakses semua orang, bukan hanya developer atau penggiat crypto.

Seperti inilah perubahan yang mereka dorong:

• Login dengan email, fitur self-custody tersedia
• Satu akun terintegrasi lintas chain dan aplikasi
• Transaksi tanpa biaya gas dan onboarding yang praktis
• Chain diabstraksikan, tidak perlu lagi switching network

Jika Anda bosan UX yang menghambat adopsi, NEAR sudah menciptakan solusinya.

👉Lihat apa saja yang didukung NEAR Foundation

Robinhood dan Coinbase bukanlah pesaing tradisional. Mereka melakukan eksperimen berbeda pada populasi pengguna yang sama—kita.

Robinhood memandang layanan finansial dan bertanya, “bagaimana jika semua hal rumit diperbaiki?” Mereka menawarkan 15 aset crypto, trading bebas komisi, dan antarmuka yang mudah digunakan—Anda tak perlu ahli keuangan untuk beli saham Tesla. Filosofinya: Anda tak harus tahu cara membuat sosis untuk menikmati hot dog.

Coinbase mengambil jalur sebaliknya. “Bagaimana jika seluruh layanan finansial kita bangun di atas blockchain?” Coinbase mengenakan fee lebih tinggi dibanding Robinhood, namun platform mereka dirancang untuk siapa pun yang ingin akses penuh ke ekosistem crypto, dengan penawaran lebih dari 260 aset digital.

Coinbase bertaruh bahwa sistem finansial tradisional akhirnya akan beralih ke blockchain, dan mereka ingin menjadi pondasi transisi tersebut.

“Dalam lima sampai sepuluh tahun, tujuan kami adalah menjadi aplikasi layanan keuangan nomor satu di dunia untuk segmen pelanggan itu, karena kami yakin crypto akan mengambil alih layanan keuangan, dan kami adalah perusahaan crypto terdepan,” ujar CEO Brian Armstrong kepada CNBC. “Semua kelas aset—reksa dana pasar uang, properti, sekuritas, utang—akan bermigrasi ke blockchain.”

Kedua perusahaan go public pada 2021, kini bernilai sekitar $80 miliar, membidik generasi investor berbasis ponsel. Namun produk mereka seolah-olah ditujukan untuk segmen pengguna yang benar-benar berbeda.

Keduanya mengatasi problem yang berbeda untuk karakter pengguna yang berbeda. Perang dominasi berubah menjadi perlombaan untuk melayani masa depan finansial yang makin beragam.

Keduanya berlomba memperluas penawaran crypto, namun dengan pendekatan yang sangat berbeda.

Pengumuman crypto Robinhood terbaru menandakan ambisi mereka melampaui Coinbase. Juni lalu, Robinhood memperkenalkan Robinhood Chain—layer-2 network sendiri yang akan mendukung saham tokenisasi, trading crypto, dan aset pasar privat seperti saham SpaceX dan OpenAI.

Pengguna Eropa sudah bisa trading versi tokenisasi saham AS tanpa batas jam, bukan hanya di jam perdagangan bursa. Pola trading 24/7 yang lazim di dunia crypto kini diterapkan pada aset tradisional.

Mereka juga meluncurkan staking crypto untuk ETH dan SOL, mengakuisisi Bitstamp (exchange crypto tertua di Eropa) seharga $200 juta, serta merencanakan perpetual futures untuk pengguna Eropa. Robinhood membangun infrastruktur crypto yang terasa native untuk pengalaman trading saham, bukan sekadar fitur tambahan broker konvensional.

Semua ini—chain, saham yang ditokenisasi, biaya rendah—dirancang agar generasi investor selanjutnya merasa nyaman. Mereka inilah pewaris triliunan dolar aset.

Soal fee, Robinhood mengenakan 40 basis poin (0.4%) per transaksi crypto. Coinbase bisa mencapai 1,4% atau lebih untuk transaksi serupa. Artinya, pembelian Bitcoin $1.000 hanya dikenakan biaya $4 di Robinhood, sementara di Coinbase setidaknya $14.

Robinhood memanfaatkan payment for order flow. Market maker membayar Robinhood untuk eksekusi transaksi ritel, sama seperti trading saham. Model terbukti ini memungkinkan mereka menawarkan trading “gratis” namun tetap profit.

Coinbase menawarkan keunggulan yang tidak bisa diberikan Robinhood: kepemilikan crypto yang sesungguhnya. Di Robinhood, Anda hanya membeli IOU crypto—tanda terima bahwa Robinhood berutang crypto sejumlah tersebut. Anda tidak dapat memindahkan Bitcoin ke wallet pribadi atau memanfaatkan di luar aplikasi Robinhood.

Anda tidak bisa ikut DeFi, tidak bisa staking mayoritas token, dan tidak benar-benar memanfaatkan crypto untuk hal lain selain jual-beli.

Bagi kebanyakan orang, hal ini bukan masalah: mereka hanya menginginkan eksposur, bukan utilitas. Namun siapa saja yang menginginkan fitur canggih seputar crypto, Coinbase tetap jadi pilihan rasional di pasar AS.

Saatnya menelusuri angka Q2.

Laporan keuangan musim panas ini mengungkap strategi mana yang lebih berhasil saat ini.

Kinerja Robinhood di kuartal ini sangat mengesankan. Total revenue naik 45% year-over-year menjadi $989 juta. Pendapatan crypto meroket 98% ke $160 juta (dari ~10% menjadi 16% total revenue dalam setahun), meski pasar crypto stagnan. Akun dana yang aktif telah mencapai 26,5 juta dengan aset $279 miliar—melonjak 99% dari tahun lalu.

Robinhood juga menambah sekitar 520 ribu pengguna crypto baru lewat akuisisi Bitstamp. Bitstamp membukukan volume trading crypto notional $7 miliar setelah akuisisi rampung di Juni 2025.

Perusahaan menutup kuartal dengan aset platform $279 miliar, naik 99% dari tahun sebelumnya, dan net deposit $13,8 miliar. Jumlah rekening dana tumbuh 10% menjadi 26,5 juta, saldo cash sweep meningkat 56% ke $32,7 miliar, menandakan kenaikan kepemilikan saldo rata-rata per nasabah.

@robinhood

Sedangkan Coinbase melaporkan “kuartal yang menantang.”

Total revenue turun 26% dari Q1 ke $1,5 miliar, tak memenuhi ekspektasi analis. Pendapatan transaksi turun 39% karena penurunan trading ritel. Harga saham anjlok 16% setelah pengumuman laporan keuangan, investor pun mempertanyakan apakah ini hanya anomali sementara atau sinyal pengguna mulai menolak fee tinggi dan kompleksitas platform.

“Kami masih mengidentifikasi risiko pertumbuhan jangka panjang akibat fee transaksi ritel yang tinggi serta persaingan yang meningkat dari platform seperti Robinhood,” ujar Alex Woodard, analis Arca. “Coinbase perlu menurunkan biaya trading dan memperluas produk lewat M&A agar tidak kehilangan pangsa pasar.”

@coinbase

Namun menyebut kuartal ini gagal adalah penilaian yang sempit.

Coinbase mencatat laba bersih $1,4 miliar—lebih tinggi dari EBITDA yang disesuaikan ($512 juta) berkat $1,5 miliar unrealised gain dari portofolio investasi dan holding crypto strategis. Keuntungan di atas kertas ini mendongkrak laba bersih jauh melampaui kinerja operasional inti.

Jika windfall nonrecurring itu dikeluarkan, adjusted net income tetap sehat di $33 juta. Artinya, tetap ada profit riil di periode yang lemah.

Di balik layar, fundamental Coinbase solid. Operating expense naik, namun itu terutama karena dampak one-off data breach senilai $307 juta di Mei. Biaya inti—teknologi, administrasi, pemasaran—malah turun, menandakan disiplin biaya. Pendapatan dari stablecoin USDC naik, dengan revenue $332 juta berkat kenaikan saldo rata-rata 13%. Aset kustodian mencetak rekor $245,7 miliar.

Prime Financing balance juga mencetak rekor. Layanan Coinbase Prime mirip prime brokerage tradisional—menyediakan kustodi, trading, lending, dan pembiayaan bagi institusi: hedge fund, family office, serta investor crypto skala besar. Prime Financing merujuk pada pinjaman margin dengan agunan crypto untuk trading/investasi lanjutan.

Coinbase terus meluncurkan produk derivatif, ekspansi chain Base, dan peluncuran Coinbase One Card. Jadi, meskipun pendapatan turun, pondasi bisnisnya tetap tangguh.

Kerajaan Infrastruktur Coinbase

Strategi infrastruktur Coinbase jauh lebih strategis dari sekadar penyedia platform.

Coinbase mengelola aset institusi $245,7 miliar—rekor dan porsi terbesar pasar crypto institusi global. Jika Anda beli Bitcoin ETF lewat pensiun 401k, kemungkinan besar infrastrukturnya Coinbase.

Coinbase adalah kustodian utama lebih dari 80% ETF Bitcoin dan Ethereum di AS, dengan kendali $113,4 miliar dari total $140 miliar aset crypto ETF. BlackRock IBIT dan Fidelity FBTC mempercayakan aset Bitcoin bernilai miliaran ke Coinbase. PayPal meluncurkan PYUSD stablecoin dengan backend Coinbase, JPMorgan pun memakai infrastruktur Coinbase untuk jalur pembayaran crypto.

Coinbase memiliki lebih dari 240 klien institusi, 420+ liquidity provider, dan lisensi regulasi yang tak mudah dimiliki pesaing. Divisi kustodi mereka telah berlisensi dari New York State Department of Financial Services—proses bertahun-tahun yang tidak mudah disamai kompetitor.

Strategi “Everything Exchange” mereka kini berbuah di luar layanan kustodi. Coinbase baru meluncurkan perpetual futures dengan leverage 10x—derivatif yang sebelumnya hanya tersedia di exchange offshore kini bisa diakses trader ritel AS. Mereka mengintegrasikan decentralized exchange langsung ke aplikasi utama, sehingga pengguna bisa trading token apa pun di Ethereum atau Base tanpa meninggalkan Coinbase.

Base, layer-2 network Coinbase, memproses lebih dari 54.000 peluncuran token dalam satu hari, mengalahkan Solana. Keunggulan Base terletak pada integrasinya dengan ekosistem Coinbase: provider ETF bisa settlement instan, korporasi bisa tokenisasi aset, dan pengguna ritel mengakses infrastruktur yang juga dipakai institusi bernilai miliaran dolar.

Robinhood: Akuisisi Generasi Investor

Saat Coinbase membangun infrastruktur untuk institusi, Robinhood melakukan strategi jangka panjang paling cerdas: mengakuisisi generasi investor sejak dini sebelum mereka kaya.

Strategi serupa telah terbukti. Disney mengakuisisi hati anak-anak pada awal abad ke-20, jauh sebelum mereka punya daya beli. Mulai dari kartun sampai taman hiburan, Disney jadi bagian integral masa kecil. Ketika dewasa dan mulai berpenghasilan, loyalitas itu terus terbawa, dan menjadi aliran pendapatan lintas generasi—film, merchandise, streaming, hingga liburan. Ikatan emosional di masa kecil berubah menjadi mesin uang multi-generasi.

Robinhood menguasai investor muda dengan cara yang mengancam broker konvensional.

Sekitar 50% pengguna Robinhood adalah milenial, 25% gen Z, dan 20% gen X.

Rata-rata pengguna Robinhood mulai berinvestasi di usia 19-22, bandingkan dengan pertengahan 20-an bagi milenial di platform lain, dan di atas 30 tahun bagi generasi boomer.

Robinhood bahkan membimbing pengguna baru agar segera melakukan penjualan saham pertama. Bukan supaya mereka trading terus-menerus, tapi karena keuntungan nyata menciptakan ikatan psikologis kuat yang membuat pengguna kembali. Setelah merasakan profit, walaupun hanya $50, mereka jadi “tertanam” secara emosional dalam platform.

Ekspansi ke segmen keuangan menyeluruh sangat logis dalam konteks ini.

Robinhood Gold, layanan berlangganan $5/bulan, menggabungkan kartu kredit dengan cashback 3%, tabungan bunga tinggi, insentif pensiun, dan diskon margin. Pelanggan Gold tumbuh 60% year-over-year, mencapai 2 juta pemakai. Mereka menjadikan Robinhood sebagai bank, kartu, dan pensiun.

Platform kini mengelola $279 miliar dalam aset kustodi. Robinhood mengincar bagian dari “Great Wealth Transfer”—perpindahan nilai $84-124 triliun aset dari boomer ke generasi muda selama 20 tahun ke depan.

Selama dua dekade ke depan, kekayaan ini akan berpindah antargenerasi. Tak ada yang tahu pasti siapa mendapat apa atau kapan. Robinhood yakin, membangun kebiasaan sejak dini membuat mereka siap saat uang warisan tiba.

Lalu, siapa yang unggul?

Kedua saham punya kapitalisasi pasar serupa: $81 miliar (Robinhood) dan $85 miliar (Coinbase). Year-to-date, Robinhood naik 135%, Coinbase naik 30%—dan mayoritas kenaikan terjadi dalam sebulan terakhir.

Analis Bank of America, Craig Siegenthaler baru saja menaikkan target harga Robinhood ke $119, sambil menurunkan target Coinbase dari $383 ke $369. Alasannya: “Pendapatan crypto Robinhood tumbuh eksplosif, Coinbase terlalu bergantung pada trading altcoin volatil yang mulai ditinggalkan investor ritel.”

Pangsa pasar global Coinbase turun dari 5,65% ke 4,56% sebelum sedikit pulih di Juli, sementara Kraken mencatat kenaikan pangsa pasar AS paling signifikan. Coinbase menghadapi dilema klasik: turunkan fee dan korbankan margin, atau pertahankan margin dan kehilangan trader. Mereka memilih margin, mengenakan fee pada trading stablecoin yang sebelumnya gratis, sementara take rate Robinhood sekitar 50% lebih rendah.

Mizuho baru saja menegaskan target harga $120 untuk Robinhood setelah bertemu CEO Vlad Tenev, menyoroti ketangguhan Robinhood di crypto dan ekspansi agresif ke saham tokenisasi.

“Kami sangat terkesan dengan peluang tokenisasi saham di Eropa, ekspansi pasar naik kelas, potensi segmen remaja, 15% net deposit berasal dari pesaing, fokus pada NPS/eksekusi sebagai pendorong pertumbuhan utama, dan harga crypto yang inelastis,” jelas para analis Mizuho.

Coinbase tetap unggul dalam kredibilitas institusi. Ketika platform lain bersaing di fee trading, Coinbase membangun relasi dengan institusi yang akan menentukan masa depan integrasi crypto-tradfi dekade mendatang.

Keduanya tetap bertumbuh, melayani kebutuhan pengguna yang betul-betul berbeda. Ini lebih tepat disebut segmentasi pasar: Robinhood sebagai platform keuangan mainstream, Coinbase sebagai fondasi infrastruktur crypto.

Dua paradigma besar saling bersaing soal masa depan interaksi masyarakat dengan uang.

Satu pola percaya masa depan keuangan adalah invisible—mudah, seamless, tertanam dalam aplikasi yang lebih mirip produk lifestyle. Finansial jadi ambient—itu pandangan Robinhood.

Keduanya tidak salah atau benar. Mereka hanya menargetkan spektrum pengguna yang berbeda: satu dengan kesederhanaan untuk membangun kepercayaan, satu lagi dengan arsitektur untuk memenangkan loyalitas.

Itulah ulasan hari ini. Sampai jumpa Minggu nanti dengan ulasan produk yang lebih menarik.

Selalu fokus.

Thejaswini

Disclaimer:

1. Artikel ini adalah reprint dari [TOKEN DISPATCH]. Seluruh hak cipta milik penulis asli [@thejaswinima">Thejaswini M A]. Apabila ada pihak yang keberatan atas reprint ini, silakan hubungi tim Gate Learn untuk penanganan segera.
2. Disclaimer: Seluruh opini dan pandangan pada artikel ini adalah milik penulis; tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi.
3. Penerjemahan ke bahasa lain dilakukan oleh tim Gate Learn. Kecuali disebutkan, dilarang menyalin, mendistribusikan, atau menjiplak artikel terjemahan ini.