Mengapa orang yang pemarah sulit memiliki nasib baik? Karena sikap terburu-buru ini sebenarnya mengandung prinsip sebab-akibat yang dalam. Ketika kita mengamati lebih dalam, kita akan menemukan bahwa esensi dari kegugupan adalah manifestasi dari keinginan yang tamak di dalam hati, yang seperti api menyala membakar jiwa kita, membuat pikiran yang seharusnya jernih menjadi keruh dan tidak tenang. Amati dengan seksama orang-orang yang mudah terburu-buru, hidup mereka sering kali dipenuhi dengan rasa tegang, mereka selalu ingin segera melihat hasil dari segala hal yang mereka lakukan, dan hasil itu harus sesuai dengan harapan mereka. Begitu sesuatu tidak berjalan sesuai harapan, hati mereka akan terjerumus ke dalam fluktuasi yang besar. Keadaan ini tidak hanya tidak membawa kemajuan yang nyata, tetapi malah membuat orang menjadi gelisah, dan sering melakukan kesalahan pada momen-momen penting. Yang lebih perlu diwaspadai adalah, emosi yang terburu-buru dapat menyebar seperti riak, mempengaruhi suasana hati orang-orang di sekitar. Akar dari kegugupan terletak pada ketekunan terhadap hasil. Ketika kita terlalu peduli pada keuntungan dan kerugian, hati kita mudah terpecah, ketika hati kacau, penilaian akan meleset, dan tindakan akan kehilangan arah.
Kata-kata kuno mengatakan, jika ingin cepat maka tidak akan sampai, karena sikap yang terlalu terburu-buru akan membutakan kebijaksanaan, membuat orang tidak dapat melihat urutan dan esensi dari suatu hal. Ketergesaan sebenarnya mencerminkan keinginan serakah yang mendalam dalam diri kita, ingin melewati proses sebab-akibat yang diperlukan dan langsung mendapatkan hasil yang diinginkan. Namun, semua fenomena di dunia ini berjalan sesuai dengan hukum alamnya, seperti menanam di musim semi dan menuai di musim gugur; terlalu awal atau terlambat akan mempengaruhi hasil akhir. Segala sesuatu muncul karena pertemuan sebab dan akibat, tidak bisa dipaksakan. Mempertahankan sikap tenang, mengikuti ritme perkembangan alami dari hal-hal, adalah tindakan yang bijaksana. Dalam klasik sering dikatakan untuk memiliki hati yang tenang, karena hanya dengan hati yang damai, kebijaksanaan dapat muncul, dan kita dapat melihat hakikat dari sesuatu, seperti aliran air, yang tidak akan sengaja berlomba, tetapi dapat mengalir terus-menerus. Bambu tidak terburu-buru untuk tumbuh, tetapi dapat naik tinggi pada waktu yang tepat. Hidup juga demikian, yang penting bukanlah cepat atau lambat dalam sesaat, tetapi stabilitas yang berkepanjangan. Ketika kita belajar menghadapi kehidupan dengan sikap tenang, tidak terburu-buru, tidak serakah, dan tidak meminta, kita tentunya dapat menghindari banyak masalah yang tidak perlu. Ingat, kemajuan yang sesungguhnya sering kali terjadi dalam akumulasi yang tampaknya lambat. Mari kita menerangi ketergesaan hati kita dengan cahaya kebijaksanaan, dan menghadapi naik turunnya kehidupan dengan hati yang tenang, kehidupan seperti ini adalah yang benar-benar berharga.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Mengapa orang yang pemarah sulit memiliki nasib baik? Karena sikap terburu-buru ini sebenarnya mengandung prinsip sebab-akibat yang dalam. Ketika kita mengamati lebih dalam, kita akan menemukan bahwa esensi dari kegugupan adalah manifestasi dari keinginan yang tamak di dalam hati, yang seperti api menyala membakar jiwa kita, membuat pikiran yang seharusnya jernih menjadi keruh dan tidak tenang. Amati dengan seksama orang-orang yang mudah terburu-buru, hidup mereka sering kali dipenuhi dengan rasa tegang, mereka selalu ingin segera melihat hasil dari segala hal yang mereka lakukan, dan hasil itu harus sesuai dengan harapan mereka. Begitu sesuatu tidak berjalan sesuai harapan, hati mereka akan terjerumus ke dalam fluktuasi yang besar. Keadaan ini tidak hanya tidak membawa kemajuan yang nyata, tetapi malah membuat orang menjadi gelisah, dan sering melakukan kesalahan pada momen-momen penting. Yang lebih perlu diwaspadai adalah, emosi yang terburu-buru dapat menyebar seperti riak, mempengaruhi suasana hati orang-orang di sekitar. Akar dari kegugupan terletak pada ketekunan terhadap hasil. Ketika kita terlalu peduli pada keuntungan dan kerugian, hati kita mudah terpecah, ketika hati kacau, penilaian akan meleset, dan tindakan akan kehilangan arah.
Kata-kata kuno mengatakan, jika ingin cepat maka tidak akan sampai, karena sikap yang terlalu terburu-buru akan membutakan kebijaksanaan, membuat orang tidak dapat melihat urutan dan esensi dari suatu hal. Ketergesaan sebenarnya mencerminkan keinginan serakah yang mendalam dalam diri kita, ingin melewati proses sebab-akibat yang diperlukan dan langsung mendapatkan hasil yang diinginkan. Namun, semua fenomena di dunia ini berjalan sesuai dengan hukum alamnya, seperti menanam di musim semi dan menuai di musim gugur; terlalu awal atau terlambat akan mempengaruhi hasil akhir. Segala sesuatu muncul karena pertemuan sebab dan akibat, tidak bisa dipaksakan. Mempertahankan sikap tenang, mengikuti ritme perkembangan alami dari hal-hal, adalah tindakan yang bijaksana. Dalam klasik sering dikatakan untuk memiliki hati yang tenang, karena hanya dengan hati yang damai, kebijaksanaan dapat muncul, dan kita dapat melihat hakikat dari sesuatu, seperti aliran air, yang tidak akan sengaja berlomba, tetapi dapat mengalir terus-menerus. Bambu tidak terburu-buru untuk tumbuh, tetapi dapat naik tinggi pada waktu yang tepat. Hidup juga demikian, yang penting bukanlah cepat atau lambat dalam sesaat, tetapi stabilitas yang berkepanjangan. Ketika kita belajar menghadapi kehidupan dengan sikap tenang, tidak terburu-buru, tidak serakah, dan tidak meminta, kita tentunya dapat menghindari banyak masalah yang tidak perlu. Ingat, kemajuan yang sesungguhnya sering kali terjadi dalam akumulasi yang tampaknya lambat. Mari kita menerangi ketergesaan hati kita dengan cahaya kebijaksanaan, dan menghadapi naik turunnya kehidupan dengan hati yang tenang, kehidupan seperti ini adalah yang benar-benar berharga.