Di tengah kuatnya pergerakan pasar saham, emas yang pernah sangat populer tahun ini perlahan-lahan kehilangan daya tarik.
Pada penutupan waktu AS 12 Agustus, kontrak utama emas COMEX di New York Commodity Exchange jatuh di bawah level 3400 dolar, dilaporkan pada 3399 dolar/ons. Pada hari sebelumnya, 11 Agustus, kontrak berjangka emas COMEX bulan dekat di New York anjlok hampir 2,5%, mencatat penurunan terbesar sejak Mei. Sebelumnya, harga penyelesaian berjangka emas COMEX di New York selama bulan Agustus tetap di atas 3400 dolar/ons. Hingga pukul 16:30 waktu Beijing pada 13 Agustus, harganya sedikit pulih menjadi di atas 3400 dolar/ons. Selain itu, harga emas spot di London juga terus menurun, pada penutupan waktu AS 12 Agustus dilaporkan pada 3348,02 dolar/ons, harga ini telah turun 1,4% dari puncak bulan Agustus. Hingga pukul 16:30 waktu Beijing pada 13 Agustus, harganya dilaporkan

1.Pantera: pasar kripto memasuki fase kedua siklus bull run
Bitcoin sering memimpin siklus bull run, sementara altcoin biasanya tertinggal di awal. Seiring dengan kemajuan siklus, altcoin sering mendapatkan momentum dan mengalahkan Bitcoin di akhir siklus. Kami menyebut ini sebagai "fase pertama" dan "fase kedua" dari bull run. Klik untuk membaca
2.Circle dan Stripe membangun blockchain sendiri, apakah tahta lapisan penyelesaian Ethereum terancam?
Dalam laporan keuangan kuartal kedua 2025, Circle mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan sebuah blockchain publik khusus untuk stablecoin yang bernama ARC. Tidak hanya Circle, sebelumnya, ada berita bahwa raksasa pembayaran Stripe bekerja sama dengan lembaga modal ventura.

Pasar Aset Kripto sedang berada dalam periode kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya, seruan investor untuk "bull run" semakin menguat. Dalam beberapa bulan terakhir, harga Bitcoin mencetak rekor tertinggi baru dan stabil di atas 100 ribu dolar; pemerintah di berbagai negara seringkali mengeluarkan Informasi menguntungkan, mengoptimalkan kerangka regulasi, dan mendorong perkembangan industri yang sehat; bidang seperti stablecoin, tokenisasi saham menarik banyak kekuatan baru dan aliran dana yang melimpah, seluruh ekosistem kripto menunjukkan suasana yang cerah. Hingga awal Agustus 2025, total kapitalisasi pasar global Aset Kripto telah melonjak menjadi sekitar 3,9 triliun dolar, fiat dan Aset Kripto mengalir bebas di ribuan akun perusahaan Aset Kripto dan Dompet Web3. Ini bukan hanya penciptaan dan perpindahan kekayaan yang besar, melainkan juga norma baru dalam operasional bisnis di era kripto. Namun, di balik kekayaan yang mengalir ini, perusahaan Aset Kripto menghadapi tantangan nyata yang tidak boleh diabaikan: bagaimana mengelola data keuangan yang kompleks ini secara efisien dan akurat?
1.

"Saham stabilcoin pertama" Circle mengumumkan strategi terbarunya dalam laporan keuangan kuartal kedua 2025, sebuah blockchain publik bernama Arc, yang juga merupakan Layer1 khusus untuk stabilcoin. Jelas menandingi pesaing Tether dengan Plasma dan Stable. Arc akan meluncurkan jaringan pengujian publik musim gugur ini, mari kita lihat karya terbaru Circle, apa saja karakteristik teknologinya.
Pertama, Arc adalah Layer-1 yang dirancang khusus untuk stablecoin finance dan tokenisasi aset yang kompatibel dengan EVM.

Penulis: Sylvain Saurel, diterjemahkan oleh: Shaw Jinse Caijing
Di tengah persaingan perusahaan yang dibentuk oleh globalisasi, sebuah paradoks yang mencolok tetap ada: pembayaran lintas batas sebagai urat nadi perdagangan global, namun merupakan bagian dari sistem keuangan yang paling lambat, paling mahal, dan paling tidak transparan. Infrastruktur yang berasal dari abad ke-20, yang diwakili oleh jaringan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), sulit memenuhi tuntutan abad ke-21 akan fleksibilitas, transparansi, dan kedaulatan. Waktu pemrosesan sering kali memakan waktu beberapa hari, dengan biaya yang terus bertambah setiap kali melalui satu perantara, dan aliran dana tetap menjadi misteri bagi para kepala keuangan perusahaan.
Sementara itu, sebuah revolusi yang tidak terdengar sedang berlangsung, didorong oleh aset kripto yang paling tidak mencolok namun paling berguna: stablecoin. Berbeda dengan mata uang digital lainnya yang sangat fluktuatif, token yang didukung oleh mata uang tradisional seperti dolar AS atau euro telah secara besar-besaran

Penulis: 0xWorkhorse, disusun oleh: Shaw Jincai Finance
Dalam waktu singkat, dua raksasa fintech mengumumkan akan membangun blockchain Layer 1 mereka sendiri, menghindari banyak solusi yang ada. Pertama, Stripe meluncurkan Tempo—sebuah Layer yang dioptimalkan untuk pembayaran dan kompatibel dengan EVM.

Penulis: Thejaswini, Sumber: Token Dispatch
Anatoly Yakovenko saat itu sangat marah.
Itu adalah tahun 2017, sebuah berita menyatakan: Konferensi Bitcoin mengumumkan menghentikan penerimaan pembayaran dengan Bitcoin, karena biaya transaksi telah melonjak menjadi 60-70 dolar. Acara cryptocurrency terkemuka di dunia ini, ternyata tidak dapat menggunakan cryptocurrency.
Jadi dia melakukan apa yang akan dilakukan oleh seorang insinyur yang frustrasi — masuk ke Café Soleil di San Francisco, memesan dua cangkir kopi dan sebotol bir, dan begadang sampai pukul empat pagi memikirkan: mengapa Bitcoin begitu lambat?
Di antara secangkir espresso kedua dan tegukan terakhir bir, Yakovenko mengalami "momen Eureka"-nya: sebuah cara untuk mengkodekan aliran waktu menjadi struktur data. Saat itu, dia tidak tahu bahwa ini disebut "fungsi penundaan yang dapat diverifikasi", dan tidak dapat mencarinya di Google.

Kemerahan stablecoin terus meningkat, dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Stripe, Circle, dan Tether yang meluncurkan blockchain terkait. Meskipun penerbitan dan pembayaran stablecoin memiliki potensi besar, makna dari rantai khusus masih dipertanyakan. Sebagian besar aktivitas di blockchain publik utama sudah cukup efisien, sehingga motivasi untuk berpindah ke jaringan yang lebih kecil tidak kuat. Peluang sebenarnya terletak pada blockchain yang meningkatkan likuiditas dolar AS, membuatnya secara otomatis melayani kebutuhan pengguna, daripada mengejar bisnis dengan keuntungan rendah.

DEX Cetus ekosistem Sui dicuri sebesar 223 juta USD pada 22 Mei. Yayasan Sui membekukan sebagian besar dana melalui konsensus node, dan pada 27 Mei melaksanakan peningkatan protokol melalui pemungutan suara komunitas, berhasil memulihkan 162 juta USD. Tindakan ini memicu kontroversi, karena peningkatan protokol melibatkan "penyampaian aset tanpa kunci pribadi", yang dapat mengancam prinsip desentralisasi, dan memberikan risiko intervensi kekuasaan kepada node besar. Meskipun efisiensi pemulihan dana tinggi, hal ini juga menciptakan potensi risiko teknis.

Pasar prediksi sedang mengalami kebangkitan, terutama didorong oleh keberhasilan Polymarket dan Kalshi, kejelasan regulasi, dan pertumbuhan investor ritel. Pasar baru mencakup politik, keuntungan perusahaan, dan di masa depan pasar dengan frekuensi tinggi, leverage tinggi, serta nilai hasil yang tinggi akan menarik lebih banyak partisipasi dan dana. Pasar prediksi akan menggabungkan informasi dan mekanisme insentif, memberikan wawasan yang berharga dan cara hiburan bagi pengguna.

Artikel ini menganalisis mekanisme dilusi ekuitas, menunjukkan bahwa penerbitan saham baru akan menyebabkan hak pemegang saham yang ada dialihkan kepada pemegang saham baru, sehingga mempengaruhi nilai pemegang saham. Meskipun penerbitan saham baru tampaknya meningkatkan nilai aset bersih per saham, pada kenyataannya hal ini disebabkan oleh penyuntikan dana eksternal, Likuiditas dan premi pasar secara bertahap menurun, yang pada akhirnya dapat menyebabkan operasi perusahaan terjebak dalam "permainan nol", hak pemegang saham yang ada mengalami dilusi yang lebih cepat. Oleh karena itu, pemegang saham perlu waspada terhadap dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh penerbitan saham baru.